Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua
sektor ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di
satu sisi akan menciptakan banyak kesempatan. Namun disisi lain akan
menciptakan bamyak tantangan yang apabila tidak dapat dihadapi dengan baik akan
menjelma menjadi ancaman. Bentuk kesempatan dan tantangan yang akan muncul
tentu akan berbeda menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda. Globalisasi
perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian terutama karena semakin
tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya serta
semakin terintegrasinya kegiatan produksi, investasi dan keuangan antarnegara
yang antara lain dapat menimbulkan gejolak-gejolak ekonomi di suatu wilayah
akibat pengaruh langsung dariketikstabilan ekonomi di wilayah lain.
1. Sifat Alami dari Keberadaan UKM
Laju pertumbuhan negatif dari jumlah UK lebih kecil
dibandingkan apa yang dialami oleh UM dan UB. Perbedaan ini disuatu sisi
memberi suatu kesan bahwa pada umumnya UK lebih “ tahan banting” dibandingkan
dua kelompok usaha lainnya itu dalam menghadapi suatu gejolak ekonomi. Relatif
lebih baiknya UK dibandingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis ekonomi tahun
tahun 1998 tidak lepas dengan sifat alami dari keberadaan UM, apalagi UB di
indonesia. Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk dipahami, agar
dapat memprediksi masa depan UK atau UKM.
Seperti dibanyak LCDs lainnya, UK di Indonsia
didominasi oleh unit-unit usaha tradisional, yang di satu sisi, dapat di bangun
dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan tanpa
perlu menerapkan sistem organisasi dan manajemen modern yang kompleks dan
mahal, seperti di usaha-usaha modern (UB dan hingga tingkat tertentu UM), dan
di sisi lain, berbeda dengan UM, UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi
sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk membuat
barang-barang tersebut, UK tidak terlalu memerlukan L dengan tingkat pendidikan
formal yang tinggi dan harus digaji mahal (tidak perlu memakai seorang manajer
dengan diploma MBA atau yang memiliki diploma sarjana ekonomi atau seorang
insinyur) dan tidak membutuhkan teknologi (T) canggih dalam bentuk mesin-mesin
dan alat-alat produksi modern, oleh karena itu, tidak mengherankan bila melihat
Indonesia adalah dari kelompok masyarakat berpendidikan rendah (SD), dan
kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat produksi sederhana atau
hasil rekayasa sendiri.
Implikasi dari sifat alami ini bebeda dengan UM dan
UB. UK sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas dari
pemerintah termasuk skim-skim krdit murah. Banyak studi yang menunjukan bahwa
ketergantungan UK terhadap modal dari sumer-sumber informal jauh lebih besar
daripada terhadap kredit perbankan karena berbagai alasan.
2. Kemampuan UKM
Dalam era
perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, kemajuan T, penguasaan
ilmu pengetahuan, dan kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme) merupakan tiga
faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus
tidaknya prospek dari suatu usaha. Jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia
tidak memiliki ketiga keunggulan kompetitif tersebut bahkan, UKM indonesia akan
terancam tergusur dari segmen pasarnya sendiri oleh produk-produk M dengan
harga yang lebih murah dan kualitas serta disain yang lebih baik, seperti yang
terjadi sekaarang dengan membanjirnya barang-barang dari Cina sampai
kepasar-pasar tradisional.
Pentingnya
ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut dikombinasikan dengan
faktor-faktor kekuatan lainnya yang sangat menentukan prospek UKM di masa depan.
Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, lingkungan
eksternal domestik dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yang merupakan tiga
tantangan yang dihadapi oleh setiap perusahaan di Indonesia. Jika
perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak siap, tantangan-tantangan tersebut
bisa berubah menjadi Empat ancaman.
No comments:
Post a Comment